Mimpi dari Timur Asia Membangun Ibu Pertiwi

Penulis: RIKO, Editor: MAMAN & DANDY
Banyak pemuda Indonesia yang mengikuti “Program pemagangan kerja di Jepang”, salah satunya adalah Danang Listianto, pemuda asal Ponorogo. Program ini dilakukan selama 3 tahun, mulai pada tahun 2011 sampai 2014. Pada awal 2011, setelah lulus dari SMK N 1 Jenangan Ponorogo, Danang bekerja di GE Lokindo, perusahaan yang bergerak di bidang manufactur lokomotif, lebih tepatnya dalam divisi konstruksi selama 5 bulan. Di Tengah teriknya matahari Madiun, danang mendapatkan sms panggilan program pemagangan oleh pihak SMK nya dulu. Tanpa berpikir panjang danang mengikuti tahapan seleksi program tersebut. Seleksi tahapan tersebut terdiri dari administrasi, fisik, tulis dan wawancara. Dengan tekad yang kuat, alhamdulillah danang lolos program pemagangan di Jepang tersebut. Sebelum danang berangkat ke Jepang dia mengikuti program pelatihan bahasa dan budaya selama 3 bulan.

Tak terbayangkan oleh danang sebelumnya cuaca di Jepang pada waktu itu, 22 Maret 2011 begitu dingin. Setelah mendarat di Jepang dia menuju Kantor Pemerintahan di Kota Narita untuk mengurus dokumen kependudukan disana. Satu bulan pertama dia mengikuti program pelatihan bahasa dan budaya Jepang lagi disana. Budaya dan kehidupan di Jepang diperkenalkan kepadanya mulai dari jadwal kegiatan sehari-hari, cara berbelanja, transportasi dan kehidupan mendasar yang harus dilakukan di Jepang seperti penggunaan sumpit. Shinkansen sebagai lambang kemajuan teknologi Jepang, tak lupa dia rasakan saat disana, pertama kali Danang merasakan kereta api kecepatan cepat Shinkansen dengan seri N700S menuju ke Shin Osaka Station pada bulan April 2011. Perusahaan manufactur kereta api The Kinki Sharyou Co., Ltd adalah tempat program pemagangan yang akan dia lakukan di Jepang.

Seperti pada umumnya karyawan baru, di hari pertama dia diperkenalkan dengan berbagai divisi kerja disana. Divisi underframe akhirnya sebagai tempat dia memulai cerita kehidupan barunya di Jepang. Danang memiliki banyak tugas seperti perakitan end underframe, bolster underframe, rekayasa assembly dan pengerjaan underframe lainnya. Banyak proyek kereta api yang telah dia kerjakan, Shinkansen N700S, Hokuriku Shinkansen, JR 225, JR 213, JR Shikoku, Kintetsu Shinkankou Tokyu, Kairo Metro, Osaka Subway 30000 series, dll. Tidak hanya kemampuan hardskill yang dia asah disana, namun juga kemampuan softskill yang ia asah. Budaya kehidupan jepang yang disiplin dan menghargai kinerja seseorang adalah kunci kesuksesan Negara Jepang yang dia rasakan. Saat disana dia ingin meniru pola pikir orang jepang yaitu “AMATI, TIRU, MODIFIKASI”. Pola pemikiran itu dia dapatkan dari fakta yang dia temukan saat di sana yaitu Jepang bukan sebagai negara penemu, tetapi dengan pola pikir tersebut Jepang dapat membuat produk-produk tersebut lebih bernilai dan terkenal yang dapat meningkatkan kehidupan masyarakatnya. Contohnya seperti kereta api, kereta api dahulu ditemukan oleh bangsa Inggris tetapi sekarang Jepang salah satu kiblat perkeretaapian di dunia dengan produk unggulannya Shinkansen. Mobil dengan merek Honda dan Toyota menguasai pasar dunia yang sebenarnya teknologi tersebut ditemukan oleh Jerman. Pola pemikiran “amati, tiru, modIfikasi” dan ditambah KAIZEN (Continuous Improvement) adalah kunci kesuksesan Jepang yang dia simpulkan selama program pemagangan kerja disana. Dia berharap Indonesia suatu saat dapat meniru budaya dan pola pikir seperti Jepang yang tidak menghilangkan budaya adat istiadat di sana di tengah kemajuan teknologi dan ekonominya.Tiga tahun yang sangat berharga yang dia dapatkan selama di Jepang. Setelah berakhirnya program tersebut dia kembali ke Indonesia dan ingin melanjutkan pendidikannya. Akhirnya dia mengikuti Program Pendidikan Teknik Mekanika Perkeretaapian di Akademi Perkeretaapian Indonesia dan lulus dari program pendidikan di API madiun pada September 2017. Sekarang Danang mengabdikan dirinya untuk kemajuan perkeretaapian Indonesia di PT. MRT Jakarta sebagai Rolling Stock Maintenance Staff. SALAM IKAAPI !!